Farah Puteri Nahlia: Calon Anggota Dewas RRI Harus Bawa Inovasi Untuk Sasar Kalangan Milenial

    Farah Puteri Nahlia: Calon Anggota Dewas RRI Harus Bawa Inovasi Untuk Sasar Kalangan Milenial
    Anggota Komisi I DPR RI Farah Puteri Nahlia

    JAKARTA - Komisi I DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap 13 calon Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI). Sejumlah Anggota Dewan yang hadir mendesak perlu adanya terobosan dan inovasi dari lembaga penyiaran publik tersebut untuk lebih menyasar pendengar yang berasal dari kalangan milenial. Anggota Komisi I DPR RI Farah Puteri Nahlia mengungkap bahwa anak muda saat ini sudah tak lagi tertarik mendengarkan siaran radio milik negara tersebut.

    “(Fenomena) Ini bisa disikapi menjadi dua garis besar. Pertama, budaya dan nilai kebangsaan ini sudah mulai ditinggalkan oleh anak muda zaman sekarang. Kedua, LPP RRI dianggap belum optimal beradaptasi dengan perkembangan zaman. Generasi muda sebenarnya sudah mulai tertarik melestarikan budaya Indonesia dengan cara inovatif dan kreatif, untuk itu LPP perlu berbenah terkait delivering method maupun approach yang digunakan, ” kata Farah di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (19/5/2021).

    Hal sama disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR Taufiq R. Abdullah. Ia menilai secara keseluruhan semua calon Anggota Dewas sudah cukup layak. Akan tetapi, pihaknya mewanti-wanti bahwa lembaga penyiaran saat ini sudah mulai beralih pada platform digital seperti melalui layanan streaming musik digital, melalui podcast, atau dalam bentuk video. Digitalisasi tersebut juga memungkinkan publik untuk bisa mengakses jutaan informasi.

    “Platform digital sekarang sangat diminati, masyarakat bisa memutar musik secara gratis seperti di Spotify dan sejenisnya. Ini sekarang lebih menarik daripada radio-radio konvensional. Perlu ada konsep dari calon Anggota Dewan Pengawas untuk bisa bersaing dengan model penyiaran yang seperti ini. Harus dipikirkan pemanfaatan jaringan baik secara digital atau cara-cara lain yang dinamis agar lebih diminati, " tegas politisi PKB itu.

    Pada sesi kedua fit and proper test, Anggota Komisi I DPR RI Nico Siahaan juga sempat menekankan bahwa setidaknya 65 persen pendengar radio di Indonesia saat ini berasal dari kalangan anak muda. Jumlah tersebut termasuk kalangan milenial dengan rentang usia antara 22 sampai 38 tahun. Bahkan, Generasi Z yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010 cenderung lebih tertarik mendengarkan siaran platform digital atau podcast.

    "65 persen pendengar kita itu generasi milenial ke sini, jadi kalau kita enggak punya visi milenial, atau pemikiran kepada pendengar-pendengar kita ke depan nantinya, ya kita lama-lama bisa dibilang seperti radio rusak, bunyi saja tetapi tidak didengar. Jadi tolong calon-calon Dewan Pengawas harus punya program-program jagoan yang bisa didorong kepada dirut-dirut atau dirut program, supaya bisa membuat RRI menjadi radio yang dicintai lagi oleh masyarakat, ” pesan politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu.

    Bahkan, Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin juga sempat mewanti-wanti agar RRI jangan sampai menjadi seperti dinosaurus yang hampir menjadi fosil. Ungkapan tersebut, menurut politisi Fraksi Golkar itu, sangat ironis dan harus menjadi pukulan keras bagi lembaga penyiaran publik tersebut. Untuk itu, sebuah media penyiaran dituntut untuk terus mampu mengikuti perkembangan dan perubahan zaman.

    "Kata-kata kunci seperti rejuvenasi atau peremajaan, membangun ekosistem, renstra berbasis risiko, LPP RRI berkelas dunia, dan kolektif kolegial, semua itu meninggalkan tanda tanya. Terkait peremajaan, ironisnya pendengar RRI justru sulit meraih kalangan milenial, bahkan sekarang sudah bergeser ke Generasi Z dan Y. Ini menjadi suatu pekerjaan rumah besar untuk bisa membangun RRI bisa didengar dan lebih modern, " pungkasnya.

    Uji kelayakan dan kepatutan yang digelar hari ini, diikuti oleh 10 calon Anggota Dewas dan terbagi ke dalam dua sesi. Selanjutnya, 3 calon anggota dijadwalkan akan mengikuti fit and proper test pada esok hari, Kamis (20/5/2021). Sebelumnya calon Anggota Dewas yang diajukan ke DPR berjumlah 15 orang, namun 2 orang memutuskan untuk mengundurkan diri.

    Adapun 13 calon Anggota Dewan Pengawas LPP RRI untuk Periode 2021-2026 diantaranya: Agnes Irwanti, Anwar Mujahid Adhy Trisnanto, Bondan Kartiko Kurniawan, Darmanto, Enderiman Butar - Butar, Fidelis Indriarto Diponegoro, Gun Gun Siswadi, M.M Rini Purwandari, Mohamad Kusnaeni, Mohammad Rohanudin, Mohamad Sujai, Rahadian Gingging, dan Yonas Markus Tuhuleruw. Nama-nama tersebut berasal dari unsur masyarakat, RRI dan Pemerintah. (alw/sf)

    Farah Puteri Nahlia DPR RI KOMISI I
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Sudin: PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Waketum DPP KNPI Saiful Chaniago: Desak Kapolri Copot Kapolda Sumatera Barat
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami